HARNAS.ID – Minat untuk memiliki mobil listrik kian meningkat. Pasalnya, kendaraan jenis ini disadari mengurangi polusi udara. Namun, ketersediaan infrastruktur pengisian daya, jangkauan kendaraan, dan harga masih menjadi pertimbangan utama yang disoroti.
Seperti dilansir Antara, Jumat (18/12/2020) mengutip hasil survei Consumer Reports di Amerika Serikat, 71 persen pengendara mempertimbangkan membeli satu kendaraan listrik di masa mendatang, menurut hasil survei Consumer Reports di Amerika Serikat yang dipublikasikan baru-baru ini, dikutip Jumat.
Lebih dari 70 persen dari mereka yang disurvei mengatakan mobil listrik akan mengurangi polusi udara atau iklim. Hasil survei turut mengungkap, pembuat mobil harus menawarkan pikap listrik plug-in dan versi SUV selain model-model lain.
“Konsumen dapat menghemat banyak uang dalam jangka panjang dengan beralih ke mobil listrik,” kata Chris Harto, analis senior soal kebijakan keberlanjutan di Consumer Reports, yang menulis studi mengenai manfaat biaya mobil listrik dibanding kendaraan roda empat berbahan bakar minyak.
“Kami melakukan survei ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang keakraban orang-orang dengan mobil listrik. Riset itu juga untuk mengetahui hambatan apa yang dikeluhkan orang untuk membelinya,” ujar Chris.
Berdasarkan survei tersebut, masalah jangkauan kendaraan dan ketersediaan stasiun pengisian daya menjadi perhatian utama pengendara di AS.
Sekitar setengah dari pengemudi yang disurvei mengatakan mereka menginginkan mobil listrik yang dapat menempuh jarak lebih dari 300 mil (sekitar 483 km) untuk satu kali pengisian daya penuh.
Kemudian, kurang dari setengahnya mengatakan infrastruktur pengisian daya yang tidak memadai di sepanjang jalan raya membuat mereka tidak membeli mobil listrik. Alasan lain yang kuat adalah terkait harga (48 persen), pengetahuan yang tidak memadai tentang kendaraan bermotor (30 persen), dan kurangnya tempat untuk pengisian daya di rumah (28 persen).
Meskipun ada kekhawatiran tentang kelangkaan stasiun pengisian umum di sepanjang jalan raya, 71 persen pengemudi mengaku akan melakukan sebagian besar pengisian daya di rumah.
Survei menemukan bahwa pemilik mobil listrik dengan jarak 250 mil dapat melakukan 92 persen pengisian daya mereka di rumah. Ini dengan asumsi mereka memiliki akses ke garasi atau tempat parkir dengan pengisi daya rumah.
Sementara untuk penghuni gedung apartemen, mereka lebih cenderung akan mengisi daya mobil listrik di stasiun pengisian cepat publik. Sedangkan, lebih setengah dari mereka mendukung pengeluaran negara untuk infrastruktur pengisian daya mobil listrik, juga insentif untuk menurunkan harga kendaraan ini.
Editor: Aria Triyudha