HARNAS.ID – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo disebut membiayai ratusan orang untuk berkuliah.
Hal itu terungkap di persidangan perkara dugaan suap izin ekspor benih bening lobster (BBL) dengan terdakwa Edhy Prabowo dkk di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (18/5/2021).
Keterangan itu disampaikan langsung oleh anggota DPR RI, Iis Rosita Dewi yang merupakan istri dari terdakwa Edhy di ruang persidangan.
Awalnya, tim penasihat hukum (PH) Edhy, Soesilo Aribowo mendalami keterangan Iis soal adanya keluhan terdakwa Amiril Mukminin selaku Sespri Edhy saat jadi Menteri Kelautan dan Perikanan terkait uang Edhy yang dikelola Amiril.
“Ibu kan sebagai istri ya, pernahkah pak Menteri mengeluh atau mendapatkan informasi, ibu mendengar informasi bahwa pak Amiril mengatakan, pak uangnya udah habis, tolong ditambah, supaya pak Menteri tau untuk bisa menambah operasional-operasional itu?” tanya Soesilo kepada Iis.
“Mungkin kalau dibilang habis tidak, tapi ada keperluan dari Pak Edhy yang tidak biasa,” jawab Iis.
Keperluan Edhy yang tidak biasa yang dimaksud Iis adalah, Edhy juga mengurusi atlet-atlet dan anak asuh yang di kuliahkan.
“Banyak sekali pak, ada ratusan anak-anak kita kuliahkan. Yang putus sekolah. Jadi dari SMA sampai tingkat Perguruan tinggi. Bahkan juga ketika perguruan tinggi mereka ingin melanjutkan S2, Pak Edhy membiayainya,” kata Iis.
Soesilo pun kembali mempertegas pernyataan Iis terkait membiayai ratusan orang untuk sekolah dan kuliah.
“Iya dibiayai semuanya oleh Pak Edhy. Dan ratusan pak jumlahnya,” pungkas Iis.
Dalam persidangan ini, tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan 10 orang saksi.
Yaitu, Iis Rosita Dewi; Anggia Tesalonika Kloer selaku mantan Sekretaris Pribadi (Sespri) Edhy; Putri Elok Sukarni selaku mantan Sespri Edhy; IR. Putri Tjatur Budilistyani selaku mantan Staf khusus (Stafsus) Edhy; Fidya Yusri selaku mantan Sespri Edhy.
Selanjutnya, Dicky Hartawan selaku ajudan Edhy; Iwan Febrian yang hadir melalui video telekonferensi; Baary Elmirfak Hatmadja selaku swasta; Andhika Anjaresta selaku pegawai di Sub Koordinator Kelompok Rehabilitasi pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP; dan Chandra Astan selaku karyawan swasta.
Dalam perkara ini, Edhy Prabowo bersama-sama Andreau Pribadi Misanta, Safri, Amiril Mukminin, Ainul Faqih, dan Siswadhi Pranoto Loe didakwa menerima hadiah atau janji berupa uang sebesar 77 ribu dollar AS dan Rp 24.625.587.250 dari Suharjito selaku pemilik PT Dua Putra Perkasa Pratama (DPPP) dan dari para eksportir BBL lainnya.
Sementara itu, pihak pemberi uang yakni Suharjito telah dikirim ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Cibinong untuk menjalani vonis dua tahun penjara dan denda Rp 250 juta subsider tiga bulan kurungan pada Senin (10/5/2021).
Editor: Ridwan Maulana