BOGOR, Harnas.id – Dhea Amanda sahabat Adzra Nabila korban terseret arus gorong-gorong di Jalan Dadali, Kecamatan Tanah Sareal pada Selasa (11/10/2022) sore yang juga merupakan mahasiswi IPB University jurusan Program Studi Ekowisata itu mengungkapkan sebelum peristiwa itu terjadi, Adzra meminta teman-temannya untuk mengenakan pakaian serba hitam.
“Selasa malam, dia menghubungi saya dan teman-teman lainnya untuk pakai baju hitam saat ke kampus. Alasannya buat foto bareng katanya,” ungkap Dhea saat ditemui wartawan, Kamis (13/10/2022),
Dhea yang yang telah bersahabat dengan korban sejak bangku SMP mengatakan Adzra dikenal sebagai sosok yang baik, cantik, royal, perhatian, juga pemberani.
Dhea berharap, Adzra segera ditemukan dan meminta untuk segera pulang. “Dear Adzra, pulang yuk. Kami di sini masih menunggumu. But don’t worry dear. Allah always be with you. Kami di sini terus berdoa dan berusaha mencarimu,” ucap Dhea.
Sebelum kejadian, sambung Dhea dirinya bersama korban dan kedua teman lainnya sempat pergi bersama dan bermain di sebuah mall di Kota Bogor. Setelah puas bermain mereka pun pulang bersama, namun karena hujan deras mereka kemudian berpisah di pertengahan jalan.
Dirinya yang lebih dahulu sampai di rumah tidak mendapatkan kabar korban, bahkan Dhea mengaku terus menerus menghubunginya melalui pesan singkat whatsapp hinggal pukul 21.30 WIB namun sat itu ponsel korban sudah tidak aktif.
Khawatir akan sahabatnya itu, Dhea lalu menghungi teman-teman lainnya. Mereka, memberikan informasi soal potongan video yang tersebar di media social.
“Saat itu saya mencoba berpikir positif. Tapi setelah membaca ditemukan plat nomornya saya langsung berkecil hati,” ungkap Dhea.
Diketahui, Adzra Nabila hingga hari ketiga masih dalam proses pencarian. Namun upaya pencarian oleh tim gabungan kembali dihentikan sementara melihat kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.
Sementara, Kabid Pemadam dan Penyelamatan Damkar Kota Bogor M. Ade Nugraha mengatakan upaya pencarian masih terus dilakukan oleh petugas gabungan. Upaya pencarian dilakukan di sejumlah titik.
“Melakukan pencarian titik pertama menghilang di drainase gorong-gorong melewati dua gorong gorong dan 1 titik longsoran. Lanjut pencarian hinga aliran Pakancilan yang terhubung ke Sungai Ciliwiung,” tuturnya.
Pencarian juga, kata Ade dilakukan dengan melakukan penyelaman, melakukan pengarungan dari jembatan satu duit sampai grande ke jembatan Cilebut.
Menurut Ade, kondisi cuaca di Kota Bogor yang kerap diguyur hujan berpengaruh pada upaya pencarian korban. Ia menduga kemungkinan korban terbawa arus hingga Sungai Ciliwung. (B. Supriyadi)