Verrell Bramasta dan Astrid Uya Kuya Soroti Isu Pendidikan dan Anggaran di Parlemen

Harnas.id, Jakarta – Dua selebriti yang baru dilantik sebagai wakil rakyat periode 2024-2029, Verrell Bramasta dan Astrid Khairunisha atau dikenal dengan Astrid Uya Kuya, mencuri perhatian dengan aksi dan pernyataan mereka dalam mengangkat berbagai isu penting di parlemen. Verrell kini menjabat sebagai anggota DPR RI di Komisi X, sementara Astrid menduduki kursi DPRD Jakarta.

Verrell Soroti Pendidikan dan Kebudayaan

Verrell Bramasta, yang duduk di Komisi X, tampil vokal dalam rapat yang membahas program prioritas tahun depan. Dalam penyampaiannya, Verrell mengungkapkan aspirasi masyarakat, khususnya di daerah pemilihannya, mengenai pendidikan. Ia menyoroti bahwa masyarakat menginginkan pendidikan yang tidak semata fokus pada administrasi, namun benar-benar berorientasi pada peningkatan kualitas bangsa.

“Ada tiga hal yang fundamental, yakni sarana prasarana dan yang paling penting adalah soal guru honorer,” ujar Verrell dalam keterangannya, Selasa (29/10/2024).

Ia mendesak agar Komisi X memprioritaskan peningkatan status dan kesejahteraan guru honorer, mengingat masih banyak dari mereka yang mendapat gaji minim, hanya sekitar Rp300 ribu.

Verrell juga berbicara tentang olahraga dan kebudayaan. Untuk bidang olahraga, ia berharap agar para atlet mendapatkan fasilitas yang memadai, beasiswa, serta nutrisi yang berkualitas guna menunjang prestasi mereka. Di bidang kebudayaan, Verrell mengusulkan pemberdayaan pekerja kreatif melalui diplomasi digital.

“Faktanya, diplomasi yang efektif saat ini adalah melalui budaya. Kalau kita lihat Korea, sangat disayangkan Indonesia tidak melakukan hal yang sama,” tambahnya.

Astrid Kuya Kritik Anggaran di DPRD Jakarta

Di sisi lain, Astrid Uya Kuya, yang kini menjadi anggota DPRD Jakarta, menyoroti penggunaan anggaran di Dinas Pendidikan Kepulauan Seribu. Dalam salah satu rapat pengawasan, ia mempertanyakan anggaran tinggi untuk pengadaan laptop dan pemagaran sekolah. Astrid menyebutkan bahwa anggaran tersebut mencapai Rp23 juta per unit untuk laptop dan hampir Rp1,5 miliar untuk pagar sekolah.

“Kalau di Power Point lama itu dijelaskan ada pemagaran 1 SD dan 1 SMP dengan anggaran Rp1,454 miliar. Saya mau tanya, sebesar apa sekolah itu sampai butuh Rp700 juta untuk 1 sekolah?” ujar Astrid dalam video yang diunggah akun @fraksipanjakarta.

Ia juga mempertanyakan harga pengadaan laptop yang mencapai Rp23 juta per unit. “Apakah harga laptop untuk anak SD seharga Rp23 juta? Saya baru beli laptop sekitar Rp7-10 juta saja,” katanya.

Kedua figur publik ini, yang baru pertama kali terjun sebagai anggota dewan lewat Partai Amanat Nasional (PAN), tampak bersemangat menjalankan peran mereka dan menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu yang menyentuh masyarakat luas.

Chaerudin