HARNAS.ID – Gelombang pertama vaksin COVID-19 melalui program COVAX untuk negara-negara miskin diharapkan akan didistribusikan pada kuartal pertama tahun ini. Menurut ilmuwan senior WHO Soumya Swaminathan, pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini, WHO akan mulai melihat volumenya.
Program COVAX, yang didukung oleh WHO, aliansi vaksin GAVI, dan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI), sejauh ini berhasil mengumpulkan dana US$ 6 miliar (sekitar Rp 84,8 triliun) serta telah memesan 2 juta dosis vaksin COVID-19. Selain itu dapat memesan 1 miliar lebih dosis lagi.
“Namun, karena negara-negara kaya mendominasi pengiriman awal vaksin, WHO khawatir sisa persediaan yang sedikit dapat membuat 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak memperoleh bagian,” katanya dikutip Antara, Sabtu (16/1/2021).
Swaminathan menyebut, sedikitnya 13 perusahaan telah menyatakan tertarik untuk memasok COVAX dan lima di antaranya sedang membahas kemungkinan tersebut dengan WHO. Sejumlah vaksin sedang dievaluasi oleh tim regulator mereka.
Asisten Dirjen WHO Mariangela Simao mencatat, 38 dari 46 negara yang telah meluncurkan vaksinasi adalah negara berpenghasilan tinggi, sementara dunia perlu meyakinkan bahwa semua pihak bisa memperoleh vaksin yang ampuh dan aman.
“Sekarang ini tidak akan terjadi pada Januari tetapi akan terjadi dalam waktu dekat. Kami berharap mendapat kabar baik untuk Anda mengenai hal ini pada Februari tahun sekarang,” ujarnya.
Editor: Ridwan Maulana