Pemerintah pusat mengirimkan 365 ribu dosis vaksin Sinovac ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (25/9/2021) | HUMAS POLDA NTB

HARNAS.ID – Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengirimkan 365.040 ribu dosis vaksin Sinovac ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (25/9/2021). 

Vaksin itu nantinya akan didistribusikan ke sejumlah tempat di wilayah NTB, khususnya di Lombok Tengah dalam rangka mempercepat vaksinasi demi terselenggaranya World Superbike 2021 pada November mendatang. 

Kapolda NTB Irjen Mohammad Iqbal menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat, khususnya Kemenkes atas pengiriman vaksin ke Bumi Seribu Masjid tersebut. 

Jenderal bintang dua itu memastikan akan membantu Gubernur NTB Zulkieflimansyah untuk menghabiskan vaksin tersebut. 

“Prinsipnya, kami sebagai Kapolda NTB dan Danrem WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani bersama perangkat lainnya seperti tenaga kesehatan akan membantu Pak Gubernur dalam mempercepat vaksinasi,” kata Iqbal dalam keterangannya.

Mantan Kadiv Humas Polri itu menyatakan adanya tantangan dari Kemenkes agar NTB, khususnya Lombok Tengah, melakukan percepatan vaksinasi. 

Dia menyatakan seluruh jajaran Forkopimda menerima tantangan itu. Di sisi lain, masyarakat NTB pun antusias dengan program vaksinasi. 

“Kami sambut tantangan baru Kemenkes RI dengan 305.560 dosis vaksin untuk Lombok Tengah. Minggu depan, kami habiskan,” jelas dia. 

Sementara itu, Kabid Humas Polda NTB Kombes Artanto memerinci bahwa 305.560 vaksin akan disuntikkan kepada masyarakat Lombok Tengah untuk dosis pertama. 

“Sesuai arahan Pak Kapolda, kami diberikan target vaksinasi 41.081 dosis vaksin per hari di Lombok Tengah. Sejauh ini pelaksanaannya di lapangan terpantau baik,” kata Artanto. 

Artanto juga mengungkapkan sebelumnya NTB menerima 200 ribu dosis vaksin dari Kemenkes, Senin (23/9/2021). Dia mengungkapkan vaksin itu saat ini sudah didistribusikan sejumlah wilayah untuk mempercepat vaksinasi. 

“Untuk menstimulus percepatan vaksinasi ini, Polda NTB mengerahkan seluruh kendaraan dan personelnya ke desa-desa yang jauh dari titik vaksinasi. Mereka dijemput lalu setelah vaksin diantar kembali,” terang Artanto. 

“Sekarang stigma masyarakat juga sudah berubah. Dulu masyarakat enggan menerima vaksin karena termakan hoaks, tetapi sekarang mereka sangat antusias,” ungkapnya menambahkan.

Editor: Ridwan Maulana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini