Seorang petugas PT Pelindo II (Persero)/IPC cabang Bengkulu mengawasi kapal keruk De Laperouse berbendera Luksemburg, melakukan pengerukan di alur/pintu masuk Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu | ANTARA FILES

HARNAS.ID – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II mendatangkan kapal keruk dari Dubai, Uni Emirat Arab, untuk mengatasi pendangkalan akibat sedimentasi pasir di alur masuk pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. General Manager Pelindo II Titah Yudhana mengatakan, penyediaan kapal keruk TSHD HAM 311 untuk mengatasi pendangkalan alur adalah upaya perbaikan pelayanan pemenuhan logistik di wilayah ini.

“Pendangkalan alur pelabuhan terjadi dua sampai tiga kali dalam setahun dengan kedalaman lima sampai tujuh Mean Low Water Springs (LWS) sekali keruk. Kami maksimalkan dengan penyediaan kapal keruk yang menetap di kurun waktu tertentu,” katanya dikutip Antara, Senin (26/10/2020).

Pelindo, ujar Titah, turut mengkaji geofisika kelautan dari beberapa metoda guna mengatasi pendangkalan alur akibat sedimentasi tersebut. Metode tersebut terdiri atas pengukuran kedalaman laut, pengukuran arus, dan pasang surut. Hasil pengukuran kedalaman laut memperlihatkan yang paling dalam di bagian kolam pelabuhan yakni sekitar 12 meter dan di daerah alur juga demikian.

Pengukuran arus laut memperlihatkan bahwa kecepatan arus pada saat pasang lebih tinggi daripada kecepatan arus pada saat surut terendah. Dia berpendapat, pengendapan lebih besar terjadi pada saat air pasang. Apalagi ditambah dengan adanya arus sepanjang pantai yang membawa sedimen ke arah alur. Menurut Titah, tipe pasang surut laut di pelabuhan ini campuran ganda.

“Artinya pasang dan surut akan terjadi sekali atau dua kali dalam sehari. Adapun perbedaan tinggi muka air pada saat air pasang dan saat air surut adalah 1,53 meter,” ujar Titah.

Kapal keruk tersebut ditargetkan mengeruk 500-600 meter kubik dalam sebulan. Titah berharap pelayanan aktivitas logistik tidak mengalami kendala dengan adanya kapal keruk ini. Pihaknya juga turut bekerjasama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Pantai dari Satuan Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pantai Kementerian PUPR terkait pekerjaan kajian teknik kawasan pesisir.

“Termasuk sedimentasi alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Kajian sudah kami lakukan sejak 2019 dan melihat seberapa bermanfaatnya fungsi sedimen pasir ini agar kemudian bisa gunakan sebagai produk potensial,” tuturnya.

Editor: Ridwan Maulana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini