Gunung Semeru saat mengeluarkan letusan disertai suara dentuman sangat keras yang terpantau dari Desa Supit Urang, kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (3/7/2011), ANTARA FOTO | CUCUK DONARTONO

HARNAS.ID – Seorang diduga hilang dalam proses evakuasi terkait dengan kewaspadaan terhadap letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

“Masih dalam dalam konfirmasi petugas di lapangan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati dikutip Antara, Rabu (2/12/2020)

Dia menjelaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang pada Rabu, pukul 07.00 WIB melaporkan warga yang sempat mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.

BPBD Kabupaten Lumajang melaporkan sejumlah kerugian material akibat aktivitas vulkanik Gunung Semeru. Hal ini berupa kerusakan antara lain pada alat deteksi di wilayah Sawur, aset penambangan warga, termasuk alat berat dan kendaraan, kerusakan area kebun dan sawah, kerusakan infrastruktur pipa, dan tempat usaha warga.

Berdasarkan pantauan pada Rabu dini hari hingga pagi pukul 06.00 WIB, Gunung Semeru terlihat jelas dan asap kawah tidak teramati. Awan panas guguran teramati dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah tenggara. Parameter aktivitas lainnya, yaitu tremor dua kali dengan durasi berkisar 1.798 hingga 2.400 detik.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan dalam radius satu kilometer dari kawah gunung itu.

Selain itu, warga diminta tidak berkegiatan di wilayah sejauh empat kilometer di sektor lereng selatan-tenggara. Wilayah ini bukaan kawah aktif Gunung Semeru karena merupakan alur luncuran awan panas.

“Warga diimbau untuk mewaspadai guguran kubah lava di kawah Jonggring Saloka. BNPB terus memantau penanganan darurat dan kondisi aktivitas vulkanik melalui koordinasi dengan BPBD setempat,” katanya.

Editor: Aria Triyudha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini