Ilustrasi nyamuk Aides Aegipty penyebab DBD | ANTARA FOTO

HARNAS.ID – Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) meningkatkan pemahaman juru pemantau jentik (Jumantik) skala rumah tangga di Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.

Peningkatan pemahaman melalui pelatihan dan praktik pemantauan jentik secara daring  yang diikuti 83 peserta itu bertujuan mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti pemicu penyakit Demam Berdarah.

“Bulan Desember yang merupakan musim penghujan, kerap memunculkan wabah musiman seperti DBD. Pemberitaan mengenai COVID-19 tak dipungkiri turut mengalihkan perhatian kita tentang DBD,” kata Ketua Tim Pengmas FKM UI Haryoto Kusnoputranto dalam keterangan tertulis, Jumat (18/12/2020).

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga Juli 2020 mencatat 71.633 kasus DBD. Laporan terbanyak berasal dari provinsi Jawa Barat sebanyak 10.772 kasus. Depok sebagai salah satu kota di Jawa Barat menyumbang 288 kasus DBD.

“Oleh karena itu kami ingin meningkatkan pengetahuan, kepedulian, dan partisipasi warga sebagai Jumantik, terutama ibu rumah tangga dalam mengurangi temuan jentik untuk memutus mata rantai penularan kasus DBD dalam skala rumah tangga,” kata Haryoto memaparkan.

Untuk menjamin kegiatan pemantauan jentik mandiri berjalan baik dan lancar, Tim Pengmas FKM UI di antaranya memberikan buku saku Pedoman Pencegahan Kasus DBD Skala Keluarga.

“Meski dilakukan virtual, ibu-ibu antusias mengikuti kegiatan pelatihan. Tim Pengmas FKM UI memaparkan mengenai bagaimana cara penularan DBD, mengenalkan jenis nyamuk penyebab DBD, memberikan gambaran tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk DBD, dan upaya pencegahan efektif dalam memutus mata rantai penularan kasus DBD skala rumah tangga,” ujar Haryoto menegaskan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi turut mengarahkan agar Jumantik skala rumah tangga harus dihidupkan kembali untuk memastikan tidak ada sarang nyamuk di rumah warga.

Salah seorang peserta pelatihan bernama Husna mengatakan, pelatihan tersebut sangat bermanfaat.

“Pemaparannya jelas, dan mudah dimengerti. Wawasan saya jadi bertambah, terima kasih Tim Pengmas FKM UI,” kata Husna,

Tidak berhenti pada kegiatan pelatihan, Tim Pengmas FKM UI meminta Ibu Rumah Tangga mempraktikkan pemantauan jentik di rumah masing-masing dan upaya untuk memutus mata rantai penularan DBD. Para ibu melakukan pemantauan jentik di tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk seperti tatakan dispenser, tempat minum hewan, penampungan air kulkas, tempayan air, vas bunga, tanaman air.

Selain itu, Tim Pengmas FKM UI juga meminta para ibu untuk mendokumentasikan praktik tersebut ke dalam video berdurasi 3 menit. Video ini kemudian digunakan untuk memantau apakah kegiatan sudah sesuai dengan materi yang diberikan dalam pelatihan.

Editor: Aria Triyudha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini