Minta Polisi Bertindak Cepat, IMW Soroti Kasus Penganiayaan Wisatawan di Puncak

Harnas.id, Bogor – Kasus penganiayaan yang dilakukan pengamen (anak punk,red) terhadap salah seorang wisatawan asal Tangerang bernama Juanda saat tengah berlibur di kawasan Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor bersama istrinya pada Kamis (16/05/2024) lalu, mendapat sorotan sejumlah pihak.

Sekretaris Indonesia Morality Watch (IMW) perwakilan Bogor Raya, AR. Sogiri meminta aparat hukum bertindak cepat, tegas dan terukur dalam menangani perkara tersebut karena kenyamanan dan keamanan para wisatawan harus terjaga saat berlibur agar tingkat kunjungan wisatawan meningkat .

“Meningkatnya kunjungan wisatawan berdampak positif bagi pengusaha hotel, restoran dan pengelola objek wisata maupun pemerintah daerah. Modalnya utamanya yakni kenyamanan dan keamanan saat berwisata, peristiwa itu harus ditangani secara serius karena ada dampak secara luas,” ungkapnya, Rabu (22/05/2024).

Sejumlah peristiwa yang terjadi di kawasan Puncak Bogor, kata dia lagi, sempat viral dan menjadi perhatian publik baik masyarakat lokal maupun dari berbagai daerah misalnya harga ganti ban serep kendaraan di salah satu bengkel mencapai Rp200.000 dan tarif parkir kendaraan wisatawan yang dipatok Rp100.000 untuk dua unit kendaraan yang parkir di warpat.

“Kedua kejadian itu sempat viral tapi hanya bersifat kerugian materi. Kalau peristiwa yang menimpa salah seorang wisatawan bernama Juanda beberapa waktu lalu, itu sudah mengancam keselamatan jiwa jadi harus benar-benar ditindak agar hal serupa tidak terulang kembali,” tambahnya.

Ia berkeyakinan bahwa aparat kepolisian akan profesional dalam menangani perkara tersebut sehingga keraguan publik atau korban penganiayaan akan terjawab. Apalagi, sambungnya, kejadian tersebut saat ini menjadi viral dan diberitakan sejumlah media serta korban (Juanda,red) berprofesi sebagai pengacara yang tergabung dalam Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) juga jemaah majelis Dzikir Assamawaat Almaliki.

” Kita semua berharap agar kasus ini ditangani secara profesional dan para pelakunya segera ditangkap. Disisi lain, patroli keamanan juga harus ditingkatkan agar tercipta rasa aman dan nyaman bagi masyarakat serta wisatawan yang berkunjung,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, salah seorang wisatawan bernama Juanda menjadi korban penganiayaan pengamen anak punk saat tengah menikmati kuliner bersama istrinya di seputar Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua sehingga harus dilarikan ke RSPG Cisarua karena mengalami luka tusukan dibagian leher sebelah kiri dan kuping bagian atas.

Setelah mendapatkan penanganan di rumah sakit, pada Kamis pukul 20.00 WIB istri korban kemudian melaporkan kejadian ke Polsek Cisarua. Namun hingga Sabtu, 19 Mei 2024, para pelaku belum juga tertangkap oleh polisi.

Mendengar kabar para pelaku belum juga tertangkap, saudara korban berikut jamaah Majelis Dzikir Assamawaat Almaliki merasa kecewa kemudian berinisiatif membantu pihak kepolisian untuk menangkap para pelaku. Pada Minggu, 20 Mei 2024, satu orang pelaku bernama Muhamad Firdaus (21 tahun) berhasil diamankan oleh rekan-rekan korban di kawasan Riung Gunung, Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua sedangkan salah seorang terduga pelaku lainnya Bayan (nama samaran, red) masih dalam pencarian polisi.

” Kami berharap semua pelaku bisa segera ditangkap dan proses penanganan perkara berjalan secara profesional,” ujar Tarwindi salah seorang kerabat korban.

 

(Rfs)