Ilustrasi stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) komersial pertama Pertamina di SPBU Fatmawati sudah mulai beroperasi, Kamis (10/12/2020) | ANTARA FILES

HARNAS.ID – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan Pemerintah Republik Indonesia (RI) terus mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik, salah satunya dengan mengundang investor-investor global mulai dari Tesla hingga Volkswagen (VW).

Dalam MNC Group Investor Forum 2021, Rabu (3/3/2021), Bahlil mengungkapkan Indonesia telah mengantongi rencana investasi dua perusahaan global di industri baterai terintegrasi, yakni Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) asal China dengan nilai investasi US$ 5,2 miliar dan LG Chem asal Korea Selatan dengan nilai investasi US$ 9,8 miliar.

“BASF dalam proses komunikasi, Tesla dalam proses komunikasi. kemudian juga VW itu juga dalam proses komunikasi,” katanya.

Tesla merupakan perusahaan kendaraan listrik asal Amerika Serikat. Ada pun VW merupakan pabrikan otomotif asal Jerman, sedangkan BASF adalah perusahaan kimia dari negara yang sama. Dalam catatan BKPM, BASF dibidik untuk masuk industri prekursor dan katoda dalam pengembangan baterai kendaraan listrik.

Bahlil menuturkan, untuk menarik minat para investor, pemerintah Indonesia akan mengurus semua perizinannya. Pemerintah juga menjanjikan insentif fiskal mulai dari tax holiday hingga kemudahan impor barang modal dan bahan baku.

“Jadi sekarang investor masuk datang ke BKPM yang menyangkut dengan industri strategis kita akan kasih insentif fiskal, kita kasih tax holiday, kita kasih masterlist, kita urus perizinannya. Silakan investor bawa modal, bawa teknologi, sebagian pasar bawa, nanti perizinannya nanti pemerintah lewat BKPM akan mengurus,” ujarnya.

Bahlil menegaskan, meski memberi karpet merah, pemerintah Indonesia tetap mengutamakan kepentingan nasional. Dia meminta agar perusahaan nasional ikut dilibatkan dalam proses investasi.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu mengaku tidak ingin pengalaman kelam di Freeport terulang. Pasalnya, saat Freeport dibangun pada tahun 1970an, negara tidak ikut ambil bagian secara maksimal.

“Nah contoh kayak LG. LG ini kita ikutkan adalah BUMN-BUMN kita seperti Antam, MIND ID, Pertamina dan PLN ikut bersama-sama dalam tim di LG. Jadi mereka gabung itu. Begitupun CATL, kita ingin semuanya dapat dan harus menggandeng pengusaha nasional di daerah dan UMKM,” katanya.

Menurut Bahlil, investasi yang masuk harus memberikan dampak pemerataan ekonomi bagi daerah di mana investasi itu hadir.

“Karena pikiran kita sebuah investasi yang masuk akan memberikan pertumbuhan ekonomi daerah tetapi juga pemerataan pertumbuhan dan ikut besar bersama-sama itu terwujud. Itulah esensi daripada satu investasi yang berkualitas,” ujar Bahlil.

Editor: Ridwan Maulana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini