Harnas.id, BOGOR – Polemik pelaksanaan perpisahan atau wisuda di salah satu SD Negeri di Kota Bogor kembali menjadi sorotan. Meski sebelumnya telah ada informasi bahwa kegiatan akan dibatalkan dan uang dikembalikan menyusul imbauan dari Gubernur Jawa Barat, panitia perpisahan justru tetap bersikeras melanjutkan rencana acara di sebuah hotel di Kota Bogor. Hal ini menimbulkan kekecewaan dari para wali murid yang merasa terbebani secara finansial dan tidak mendapat kejelasan soal transparansi anggaran.
Sebelumnya disampaikan bahwa kegiatan perpisahan wisuda sempat dinyatakan akan dibatalkan. Bahkan, uang yang sudah dikumpulkan dijanjikan akan dikembalikan. Pembatalan itu merespons arahan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang sebelumnya menegaskan bahwa kegiatan perpisahan sekolah, terutama yang digelar di hotel atau tempat mewah, tidak wajib dan sebaiknya tidak dilaksanakan jika membebani orang tua murid.
Namun, dalam rapat lanjutan yang diadakan baru-baru ini, panitia perpisahan justru menyatakan tetap akan melaksanakan kegiatan tersebut di hotel. Keputusan itu menimbulkan kekecewaan dan tanda tanya besar di kalangan wali murid.
“Katanya dibatalkan, uang dikembalikan. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba jalan lagi? Kami sebagai orang tua merasa kebingungan. Seharusnya panitia mendengarkan suara kami, bukan memaksakan kehendak dan ini bukan soal tidak ingin mendukung anak, tapi soal keadilan dan sensitivitas terhadap kondisi ekonomi masyarakat saat ini,” ujar salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya.
Tak hanya itu, banyak orang tua mempertanyakan soal donasi dan anggaran kegiatan yang hingga kini belum dirinci secara terbuka. Meskipun disebut-sebut ada donatur yang membantu, namun tidak ada pemotongan biaya yang signifikan. Bahkan, Rencana Anggaran Biaya (RAB) pun belum disampaikan kepada orang tua murid.
“Katanya banyak donatur, tapi kok biaya tidak berkurang? Kami jadi penasaran siapa donaturnya, berapa bantuannya, dan pengeluaran kegiatan ini untuk apa saja. Ini harus jelas,” tambah wali murid lainnya.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam kunjungannya ke Bogor yang juga disaksikan oleh Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim dan Wakil Wali Kota Jenal Mutaqin, telah memberikan imbauan tegas terkait larangan outing class, study tour dan kegiatan perpisahan yang berlebihan.
Ia menyarankan agar kegiatan perpisahan cukup dilakukan di lingkungan sekolah atau di kota sendiri dengan konsep sederhana dan edukatif.
“Bogor ini banyak tempat yang bisa dimanfaatkan sebagai lokasi edukasi, seperti Istana Batutulis, meneliti Gunung Salak, Gunung Pangrango. Tidak perlu keluar kota,” tegas KDM.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak sekolah mengenai sikap mereka terhadap keputusan panitia perpisahan. Para wali murid berharap pihak sekolah dapat bersikap tegas dan bijak untuk meredam kegelisahan yang sedang terjadi.
Editor: IJS