Politisi PDIP Tepis Isu Adanya Kelompok Faksi Pendukung Ganjar dan Puan di Internal Partai

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira. Foto: Harnas.id/Ifan JS

JAKARTA, Harnas.id – Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira secara tegas menepis adanya isu yang menyebut adanya kelompok atau faksi pendukung Ganjar Pranowo dengan faksi Puan Maharani di internal partai.

Hugo menyebut sejauh ini tidak ada terbentuknya faksi tersebut. Melainkan hanya tercipta perkawanan politik antara kader PDIP.

“Kalau perkawanan politik itu biasa gitu tapi kalau sampai faksi atau kelompok itu ya enggaklah,” kata Hugo dalam diskusi bertajuk ‘Menerka Strategi Koalisi Megawati’ yang disiarkan secara daring, Kamis (23/3/23).

Lebih lanjut, Hugo menyatakan PDIP adalah partai yang paling solid sejauh dirinya bergabung sebagai kader partai.

Dalam artian tidak ada perpecahan terlebih hal tersebut merupakan komando yang sudah ditetapkan atau diberikan.

“Partai PDIP itu partai yang solid, satu perintah satu komando gitu, kalau keputusan itu kita laksanakan gitu, kalau keputusan bukan untuk didiskusikan lagi tapi untuk dilaksanakan,” ujar Hugo.

Dengan begitu, dirinya secara tegas menepis adanya kelompok tersebut, kalaupun ada, kata Hugo hanya sebatas perkawanan politik yang terjadi antara kader.

“Tapi kalau di dalam perkawanan politik si ini biasa berjalan dengan yang ini si ini sering biasa jalan dengan yang itu, itu biasa lah,” tukas dia.

Terkait koalisi, ia berpandangan bahwa partai berlambang banteng bermoncong putih itu berada di posisi yang terbuka untuk berkoalisi dengan partai-partai politik lainnya.

“Kalau yang saya tahu, dalam posisi PDI Perjuangan, tentu kami terbuka. Silakan kalau memang ada keinginan untuk pembicaraan-pembicaraan, bicara langsung dengan Ketua Umum (PDIP Megawati Soekarnoputri),” ujar

Ia lalu menambahkan dalam menentukan partai politik yang dapat berkoalisi dengan PDIP, terutama terkait dengan pengusungan calon presiden di Pilpres 2024, mereka mempertimbangkan kesamaan warna dan ideologi partai.

Sementara itu, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago memuji sepak terjang PDI Perjuangan di bawah kepimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri karena sampai hari ini yang konsisten menjadi penjaga gawang demokrasi.

“Salah satu yang saya puji dengan PDI Perjuangan hari ini, walaupun banyak kelemahan juga yang perlu dikritik, adalah partai ini konsisten penjaga gawang demokrasi. Itu ada pada Ibu Mega,” ujar Pangi, saat menjadi narasumber dalam Embargo Talk Episode 5 bertajuk Menerka Strategi Koalisi Megawati, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Vibrasi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, jika Ketua Umum PDI Perjuangan bukanlah Megawati, partai tersebut bisa saja mendukung perpanjangan masa jabatan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sampai dengan tiga periode.

Akan tetapi, di bawah kepemimpinan Megawati yang merupakan elite politik yang kuat dan konsisten dengan penerapan demokrasi di Tanah Air, PDI Perjuangan tegas tidak sepakat dengan wacana perpanjangan masa jabatan presiden.

“Coba bayangkan, apa jadinya kalau tidak ada Bu Mega sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan? Kalau PDI Perjuangan mau, ini jangankan tiga periode, seumur hidup Pak Jokowi bisa menjadi Presiden RI, kalau PDI Perjuangan mau. Itu yang saya hormat, saya hormat angkat topi, kaki, tangan, semuanya pada PDI Perjuangan yang konsisten, sikapnya tidak berubah, kokoh, pendiriannya tidak berubah,” ujar dia.

Seperti diketahui, sejauh ini nama dua kader PDIP yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo memang santer dikabarkan akan menjadi sosok yang diusung oleh partai berlogo kepala banteng tersebut sebagai Calon Presiden (Capres).

Namun, hingga kini, Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDI-P, belum menyatakan secara resmi siapa yang akan diusung dirinya sebagai capres.

Sebab, di dalam internal PDIP, Megawati Soekarnoputri merupakan sosok yang memiliki wewenang dan hak untuk mengusung kadernya maju dalam Pilpres mendatang.

(Dimas)