HARNAS.ID,Depok-Rektor Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Ir. Purnomo Sidi Priambodo, M.Sc., Ph.D., sebagai Guru Besar tetap dalam bidang Optoelektroteknik Biomedik di Fakultas Teknik UI, pada Rabu (6/11). Prof. Purnomo menyampaikan pidato pengukuhan bertajuk “Pengembangan Teknik Tomografi Infrared dengan Metoda Invers Matriks untuk Dekomposisi Citra Biomedis,” di mana ia memaparkan inovasi teknologi tomografi infrared yang dapat menjadi solusi aman dalam analisis medis.
Teknologi diagnostik medis saat ini, katanya, seperti X-ray, CT scan, SPECT, PET, dan MRI, menggunakan media energi tinggi yang jika dosisnya berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. “Instrumen pencitraan medis resolusi tinggi yang canggih saat ini mahal dan berbasis pada media berenergi tinggi. Media tersebut memiliki daya tembus yang cukup besar dan mampu menghasilkan gambar transmitansi berkualitas tinggi, namun semuanya berisiko bagi kesehatan,” ujar Prof. Purnomo.
Dengan latar belakang itu, ia dan tim merancang teknik tomografi infrared berbasis metoda invers matrix yang lebih aman dan hemat energi, menggunakan media infrared atau near infrared (NIR) yang relatif rendah energi. Menurutnya, teknologi ini memiliki daya tembus yang cukup baik dalam tubuh manusia dan lebih aman dibandingkan teknologi sinar-X. “Selain mempunyai daya tembus yang cukup baik pada tubuh manusia, media infrared ini relatif aman. Dengan penggunaan media infrared, kebutuhan energi untuk instrumen medis lebih rendah, teknologi yang tersedia di pasar, dan memungkinkan produk yang lebih ekonomis,” tuturnya.
Keunggulan lainnya, lanjut Prof. Purnomo, adalah kemampuan teknologi ini untuk mendekomposisi citra menjadi lapisan jaringan biologis penyusun. Teknologi sinar-X saat ini hanya menghasilkan satu citra gabungan dari seluruh jaringan biologis. “Diharapkan di masa mendatang, dekomposisi citra biologis menjadi citra jaringan penyusun akan membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit yang hanya memengaruhi satu jaringan tertentu,” katanya.
Inovasi ini memungkinkan visualisasi ketebalan masing-masing jaringan melalui dekomposisi citra, yang diambil dengan kamera infrared. “Jadi dengan metoda dekomposisi citra ini, diharapkan bisa memberikan kemudahan visualisasi bagi petugas kesehatan tentang distribusi ketebalan dari masing-masing layer material biologis penyusun dalam suatu obyek kesatuan biologis,” kata Prof. Purnomo.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa penggunaan machine learning juga dioptimalkan dalam proses dekomposisi untuk meningkatkan akurasi gambar yang diambil dalam far-infrared wavelength. Teknologi ini nantinya akan dikembangkan hingga mampu melakukan dekomposisi citra 3D, yang diharapkan lebih bermanfaat untuk analisis medis mendalam.
“Kami telah melakukan pengembangan teknik tomografi infrared yang aman dan tidak berdampak pada kesehatan, portabel, hemat energi, dan ekonomis. Teknologi ini sangat menjanjikan di masa depan untuk analisa medis. Pengembangan teknologi ini, selain membutuhkan keahlian photonics, juga akan melibatkan berbagai disiplin keilmuan, seperti imaging atau image processing, machine learning dan medical expertise,” ujar Prof. Purnomo.
Penelitian Prof. Purnomo telah mendapat pengakuan di berbagai jurnal nasional maupun internasional, dengan beberapa publikasi terkini berjudul Decomposition Technique for Bio-Transmittance Imaging Based on Attenuation Coefficient Matrix Inverse (2024) dan Image Decomposition Technique Based on Near-Infrared Transmission (2022).
Prof. Purnomo menyelesaikan pendidikan S1 di Teknik Elektro UGM pada 1987, meraih gelar M.Sc. dari Oklahoma State University pada 1996, dan gelar Ph.D. dari University of Texas at Arlington pada 2003, terus berkomitmen untuk menghasilkan teknologi inovatif di bidang biomedik bagi Indonesia dan dunia.