Mitigasi Aparatur, Minimalisir Aksi Teror  

Foto: Istimewa

PALEMBANG, Harnas.id – Kemampuan mitigasi aparatur pemerintah dinilai berperan penting dalam meminimalisasi potensi dampak yang muncul jika terjadi aksi teror. Hal itu diungkap Direktur Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Wawan Ridwan, dalam keterangannya terkait kegiatan Pelatihan Mitigasi Aksi Terorisme Integratif Aparatur Pemerintah (Polri, TNI serta Kerja perangkat Daerah/Institusi lainnya) dari Palembang pada Kamis (11/5/2023).

Menurutnya, untuk meminimalisasi dampak yang muncul, diperlukan peningkatan kesiapsiagaan elemen masyarakat. “Mengingat aksi terorisme memiliki risiko yang tidak terhindarkan, maka mitigasi menjadi sebuah hal yang penting untuk diketahui dan dipelajari bersama,” kata dia.

Sementara itu, Anggota Densus 88 Anti Teror Sumatra Selatan, Marsan Saptu, menambahkan keterampilan mitigasi penting dimiliki seluruh elemen masyarakat karena aksi terorisme saat ini memiliki banyak karakteristik baru.

Contohnya maksimalisasi korban, ingin diliput oleh media global atau terorisme global, hingga melakukan aksi yang tidak terduga. “Terorisme gaya baru ini memiliki banyak karakteristik, seperti adanya maksimalisasi korban, menginginkan liputan global atau terorisme media, tidak pernah ada yang membuat claim atas serangan yang dibuat, serta serangan yang tidak terduga,” jelas Marsan.

Sebelumnya, Kepala BNPT, Rycko Amelza Dahniel mengajak semua pihak bersinergi dalam upaya mitigasi potensi ancaman aksi teror dan menjaga keamanan, untuk mendukung kelancaran terlaksananya KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

“(singergi) Melakukan deteksi dini terhadap sel-sel jaringan terorisme yang memiliki potensi untuk melakukan serangan ke sini. Oleh karena itu BNPT tidak bekerja sendiri kita mensinergikan semua kementrian/lembaga Kementerian terkait dengan TNI Polri dan utamanya untuk KTT ASEAN ini,” kata Rycko.

Menurut Kepala BNPT, keterlibatan sumber daya bangsa dalam mencegah gangguan keamanan, khususnya mitigasi aksi teror di event internasional sangat penting. Sebab, nama baik Indonesia dipertaruhkan dalam menjalankan perhelatan Internasional, seperti dalam KTT ke-42 ASEAN. “Untuk itu seluruh sumber daya harus diberdayakan dalam mencegah potensi terror,” ujar tegas Rycko. (PB/*)