Wagub UU: Pelajar tidak boleh alergi dengan politik

Foto: Istimewa

TASIKMALAYA, Harnas.id – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menghimbau pelajar harus punya wawasan politik. Pelajar tidak boleh alergi dengan politik, justru harus mengambil peran sesuai dengan porsinya.

Hal itu diungkapnya saat menghadiri acara kick off General Meeting Forum Pelajar Sadar Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Barat secara Virtual, diikuti dari Gedung Islamic Center Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (26/1/2023).

Menurut pria yang akrab disapa Pak Uu ini, dengan wawasan politik, maka pelajar diharapkan tidak terjerumus dan salah melangkah dalam praktik- praktik politik yang menyimpang. Ia juga menambahkan, partisipasi pelajar sebagai kelompok pemilih pemula juga merupakan bentuk kesadaran pelajar terhadap hukum dan HAM.

“Saya menguatkan kembali, sebentar lagi akan ada pemilihan umum baik legislatif maupun eksekutif. Kita sebagai generasi muda jangan apriori terhadap dunia politik karena segala kebijakan di negeri ini hadir lewat proses politik,” ungkapnya.
Orang nomor dua di Jabar juga menerangkan kepada pelajar bahwa politik memiliki ranah yang luas. Politik bukan hanya soal berebut kekuasaan atau persaingan untuk memperoleh kekuasaan.

“Berbicara politik, ada yang bilang itu kotor, zalim. Menurut kami itu tidak benar. Politik adalah suci dan sah, asalkan politik demi kemaslahatan umat, demi kemajuan bangsa dan negara,” ucap Pak Uu lagi.

Namun begitu, Panglima Santri ini menegaskan, politik yang sejati merupakan suatu usaha yang baik yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.

“Justru politik yang diharamkan, yang tidak boleh adalah yang memecah belah umat, menghancurkan kesatuan dan persatuan,” sambungnya.

Menurut Uu, setiap pergerakan politik tentu membawa sebuah misi, yang utama kepentingan yang dijalankan harus demi kemaslahatan umat. Begitu pun terkait rivalitas dalam persaingan politik, hal ini menguji kesadaran terhadap hukum dan HAM setiap individu.

Dalam politik sangat tidak diharapkan adanya pelanggaran terhadap hukum dan HAM apalagi cuma demi kepentingan pribadi atau kelompok. “Makanya supaya kita dalam melaksanakan kegiatan politik tidak melanggar hukum, maka kita harus memiliki wawasan tentang hukum,” ucap Pak Uu.

Dengan patuh terhadap hukum dan HAM, maka setiap individu atau kelompok akan berjalan di jalur yang benar. Sebaliknya, melanggar hukum dan HAM hanya mengakibatkan kemudaratan bahkan akan menjerat setiap individu atau kelompok yang melanggar dengan hukuman.

“Setelah sadar hukum, kita harus taat. Hukum paling tinggi adalah Pancasila, kedua UUD 1945, maka kehidupan kita jangan sampai bertentangam dengan hukum yang ada,” tegasnya.

“Manusia punya fitrah yang sama untuk melaksanakan kebaikan, tidak melakukan hal yang bertentangan dengan agama, selalu suka hal yang positif, dan tidak suka hal negatif. Tapi kadang fitrah manusia berubah, satu terkait pendidikan, lingkungan, juga kepentingan,” pungkasnya. (adi/*)