Warga melihat aliran lahar panas atau awan panas di kawasan Besuk Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Sejumlah truk, alat berat penambang pasir terendam aliran lahar panas berupa pasir dan akses jalan antar kecamatan di Lumajang terputus. ANTARA| SENO

HARNAS.ID – Pemerintah Kabupaten Lumajang meminta masyarakat waspada terkait lahar panas di daerah aliran sungai (DAS) dampak dari peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang terjadi Selasa (1/12/2020) dini hari.

“Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, pasir panas di DAS tingginya sudah sekitar 30 meter dari dasar sungai. Wajib bagi siapa saja mewaspadainya dan tidak berada di sekitar DAS,” ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq di sela pantauan aktivitas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.

Ia turut meminta penambang pasir tak melakukan aktivitas.

“Dikhawatirkan ada letupan sekunder terjadi. Apalagi kalau sewaktu-waktu hujan yang tentu arusnya ke mana-mana sehingga semua harus waspada, terutama masyarakat di sekitar DAS,” ucap Thoriq menegaskan.

Thoriq mendapat laporan dan penjelasan dari Pos Pantau bahwa aktivitas di Gunung Semeru pada Senin (30/11/2020) pukul 23.55 WIB masih normal atau sebagaimana hari-hari biasanya.

Namun, mulai Selasa dini hari pukul 1.23 WIB, guguran awan panas sudah mulai terlihat hingga jaraknya 1 kilometer. Peningkatan cukup signifikan terlihat sejak pukul 1.45 WIB.

Awan panas sekaligus percikan api, kata Thoriq, ditambah letusan dari Gunung Semeru berkali-kali hingga pukul 4.33 WIB.

“Hampir tiga jam awan panas disertai dengan letusan kawah Gunung Semeru,” kata mantan anggota DPRD Jatim tersebut dilansir Antara.

Jarak awan panas hingga turun ke DAS, alirannya mencapai 11 kilometer atau sampai ke daerah Curah Koboan.

Setelah pukul 4.33 WIB, lanjut dia, aktivitas sudah agak reda dan turun hingga sekarang.

“Saya lihat kondisi di rekam pos pantau, memang saat ini betul-betul reda, tapi kita tidak bisa memastikan apalah aktivitas ini dijamin reda. Karena pada tahun 1994, ada letusan lagi di dua hari berikutnya,” katanya.

Menurut dia, petugas di pos pantau Gunung Semeru mengetahui benar kondisi alami Gunung Semeru. Pasalnya, letusan kecil masih sering terjadi.

“Dan ini berbeda dari hari-hari biasanya. Selama tiga jam letusannya mengkhawatirkan kondisi sekitar, apalagi aliran lahar panas ke DAS sampai 11 kilometer,” tutur Thoriq.

Sementara itu, terkait korban jiwa ia belum mendapat laporan. Ia baru sebatas dilaporkan peralatan tambang pasir  tertimbun.

Editor: Aria Triyudha


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini