Anggota Laskar Pembela Islam (LPI) membuat blokade saat mengamankan kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Markas FPI, Petamburan, Jakarta, Selasa (10/11/2020) lalu. HARNAS.ID | BARRI FATHAILAH

HARNAS.ID – Polemik mengiringi insiden penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) pengawal Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.

Berdasarkan keterangan Polda Metro Jaya, enam dari sepuluh laskar tewas dalam bentrok dengan polisi di  Jalan Tol Jakarta- Cikampek KM 50, Senin (9/12/2020) dini hari. Keenam laskar disebut melengkapi diri dengan senjata dan menyerang polisi. Polisi pun kemudian mengambil tindakan tegas dengan menembak keenam laskar tersebut.

Disisi lain, pernyataan Polda Metro Jaya itu dibantah  Imam Besar Habib Rizieq Shihab.

“Tuduhan laskar kami dipersenjatai itu bohong besar,  fitnah besar. Tidak ada satupun pengawal kami yangg dipersenjatai,” kata Rizieq dikutip dari YouTube FrontTV, Rabu (9/12/2020) malam.

Rizieq menjelaskan, pihaknya ketika itu hendak menuju ke suatu tempat menghadiri pengajian keluarga. Ia tidak pernah memprediksi akan menghadapi kejadian itu. Pengawalan pun dilakukan oleh para laskar biasa.

“Ini pengawal standar biasa. Kami ada empat mobil dan semua isinya keluarga ada anak, menantu, saudara, cucu. Ada juga tiga bayi dan balita,” kata RIzieq mengungkapkan.

Ia menyebut, para laskar bertindak benar ketika mengawal dirinya dan keluarga. Para laskar, ujar Rizieq berupaya mengusir mobil yang membuntuti mereka.

Saat peristiwa terjadi, pihaknya juga tidak pernah mengira mobil yang mengejar dan memepet rombongan kendaraan mereka adalah polisi. Rizieq menduga pihak yang mengejar berniat jahat untuk mencelakai dirinya

“Jumlah mereka bukan satu atau dua mobil, banyak sekali. Mobil silih berganti berupaya maju ke depan untuk sampai ke mobil Habib Hanif persis di belakang mobil saya. Bahkan ke mobil saya yang ada di depan. Tapi dengan gagah luar biasa para laskar pengawal yang berada di dua mobil luar biasa mengendalikan situasi tanpa senjata sehingga para penjahat tidak bisa menggapai kami,” ujar Rizieq.

Rizieq memastikan, FPI akan menempuh jalur hukum terkait tewasnya enam laskar. Tim pencari fakta independen juga harus dibentuk. Rizieq pun meminta organisasi perlindungan anak dan perempuan melakukan penyelidikan lantaran saat kejadian terdapat anak-anak dan perempuan yang merasa terancam. Ia meminta anggota FPI untuk menahan diri dan menyerahkan kepada proses hukum.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, senjata api yang digunakan laskar FPI pengawal Rizieq Shihab dalam baku tembak di Tol Jakarta-Cikampek pada Senin dini hari adalah senjata rakitan.

“Sedang mendalami semua, mengumpulkan bukti-bukti yang ada termasuk juga kita lakukan olah TKP dan uji balistik,” katanya.

Yusri pun menyebut, pihak yang menyebarkan berita bohong bahwa laskar FPI tidak membawa senjata api bisa dipidanakan. Pasalnya, ia menegaskan, penyidik Polda Metro Jaya sudah memiliki bukti laskar FPI yang tewas dalam baku tembak dengan polisi memang memiliki senjata api.

“Penyidik memiliki bukti kuat si pelaku itu adalah pemilik daripada senjata api tersebut. Tetapi buktinya apa ini masih didalami, masih dilakukan investigasi lagi. Nanti kami sampaikan kalau investigasinya lengkap,” kata Yusri menegaskan.

Editor: Aria Triyudha


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini