HARNAS.ID-Wali Kota Depok Mohamamad Idris menyampaikan pesan khusus kepada para santri yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor Kota Depok. Pesan tersebut, berkaitan dengan pengalaman Idris saat menjadi santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor, Ponorogo.

“Ini adalah sebuah kesimpulan dari pengalaman, pembinaan serta pendidikan yang saya rasakan  ketika di pondok. Yaitu para kiai mendidik saya untuk menjadi calon pemimpin,” ucapnya saat memberikan sambutan pada kegiatan silaturahmi yang digelar Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor Kota Depok di Gedung MUI Kota Depok, Sabtu (16/04/2022).

Dijelaskan Idris, pendidikan yang ia dapatkan mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus dapat pandai dan cerdas dalam berkomunikasi sosial di tengah pergaulannya. Walaupun berasal dari suku maupun etnis yang berbeda.

“Saat itu saya membuat program disiplin berbahasa, dimana teman-teman saya berasal dari berbagai suku dan budaya. Yang menyatukan kami itu disiplin berbahasa, jika tidak disiplin kita akan dipisahkan oleh bahasa masing-masing,” tutur Idris.

Idris mengaku gemar mengikuti ekstrakurikuler karena rasa ingin tahunya. Bahkan, Idris pernah mengikuti berbagai kursus, mulai dari menjahit hingga menjadi seorang qori.

“Perjalanan itu membuat saya memiliki banyak kegiatan sampai dengan semua jenis olahraga pernah saya coba. Tapi dari semua olahraga yang saya suka olahraga basket, dari itu saya memiliki banyak teman. Itu adalah modal menjadi pemimpin bahwa pembinaan bukan bersifat elitis tapi harus turun ke bawah namun harus merakyat,” jelasnya.

Dikatakan Idris, pesan tersebut merupakan salah satu dari banyak pesan positif yang disampaikan oleh alumni di dalam IKPM. Menjadi seorang pemimpin harus mempunyai mimpi, tapi mimpi itu harus realistis dan terstruktur.

Menurutnya sebagai santri harus banyak melakukan diskusi baik kepada guru, senior maupun para alumni. Selanjutnya, salah satu sifat pemimpin juga tepat waktu. Saat di pondok ini sudah diterapkan, begitu juga saat di pemerintahan juga tetap diterapkan.

“Pemimpin tugas utamanya adalah sebagai influence. Yaitu memperngaruhi merubah menjadi kebiasaan yang positif hal itu di pelajari di pondok,” katanya.

“Semoga pertemuan kita banyak diberikan keberkahan. Tapi kita jangan cuma bersatu saja, kita berpadu dan berkolaborasi,” tutupnya.

Editor: Sidharta Aria Agung