Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo | BNPB.GO.ID

HARNAS.ID – Pemeriksaan uji spesimen melalui tes usap atau Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi masyarakat yang memiliki kontak erat dengan pasien positif COVID-19 tidak dikenakan biaya. Menurut Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo, pemerintah pusat telah memberikan reagen ke berbagai daerah untuk uji sampel spesimen virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Dengan begitu, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas dapat memberikan pelayanan dan penanganan COVID-19 gratis berbasis data.

“Di Puskesmas seharusnya gratis karena reagen itu diberikan dari pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Satgas COVID-19. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota juga ada yang menyelenggarakan (pengadaan) reagen sendiri,” katanya dikutip bnpb.go.id, Sabtu (10/10/2020).

Doni meminta masyarakat segera melapor jika masih ada pihak yang memberikan beban biaya bagi masyarakat untuk melakukan tracing, dari kontak erat salah satu pasien COVID-19 dengan Swab PCR. “Kalau toh mungkin masih ada pungutan-pungutan, mohon kami bisa diinformasikan, sehingga segera mencari solusinya,” ujar Doni.

Pemerintah, tutur Doni, tidak ingin masyarakat terbebani untuk melakukan pemeriksaan spesimen, sehingga solusi terbaik akan selalu diupayakan dalam rangka memutus rantai penularan COVID-19. Pemerintah Pusat melalui Satgas Penanganan COVID-19 dan Kemenkes juga telah dan akan terus menyalurkan mesin PCR dan laboratorium guna percepatan dan pemerataan uji specimen.

Semula, Pemerintah Indonesia hanya memiliki sat laboratorium yang berfungsi yakni Balitbankes Kemenkes. Seiring perkembangannya, laboratorium dapat diperbanyak hingga 374 unit dan tersebar di sejumah daerah dengan kapasitas dari uji sampel mencapai rata-rata di atas 35 ribu spesimen. Demikian juga kemampuan testing per hari yang semula per hari 2.000, meningkat 1030 ribu.

“Sekarang sudah rata-rata di atas 35 ribu,” tutur Doni yang juga menjabat sebagai Kepala BNPB itu.

Dia mengakui bahwa capaian uji spesimen itu belum merata di seluruh Indonesia, sehingga masih menjadi tantangan bagi pemerintah. Kendati demikian, ada beberapa dearah yang memiliki kemampuan uji spesimen yang telah sesuai standar WHO dan kondisi itu akan terus ditingkatkan. Jakarta, termasuk yang cukup tinggi angka pemeriksaan spesimennya.

“Kami terus bergerak untuk bisa merata ke seluruh wilayah Indonesia,” katanya.

 Editor: Ridwan Maulana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini