Sejumlah penari tampil pada Festival Budaya Kalbis Institute, bertajuk Kalbis Institute Culture Festival yang digelar secara daring, Rabu (9/6/2021) | DOK KALBIS

HARNAS.ID – Kalbis Institute menggelar Festival Budaya, secara daring, Rabu (9/6/2021). Festival Budaya Kalbis Institute yang bertajuk Kalbis Institute Culture Festival ini, merupakan event budaya perdana dari mata kuliah Komunikasi Antar Budaya. 

Event ini rencananya akan digelar setiap tahunnya sebagai proyek akhir mata kuliah Komunikasi Antar Budaya di Program Studi Ilmu Komunikasi Kalbis Institute. Event ini digelar sebagai penilaian akhir (Ujian Akhir Semester) untuk mata kuliah Komunikasi Antar Budaya. 

“Melalui event ini mahasiswa belajar beragam budaya dan belajar menghargai perbedaan. Dengan begitu, mereka memiliki rasa toleransi yang tinggi,” kata pengampu mata kuliah Komunikasi Antara Budaya Kalbis Institute Heppy N Y Haloho, S.Sos, M.A.

Toleransi menjadi kunci penting dalam sebuah kesatuan yang penuh keragaman. Pada gelaran perdananya, Kalbis Institute Culture Festival mengambil tema Satu Nusa Satu Bangsa. “Kami ingin menunjukkan keragaman Budaya kita. Budaya Indonesia,” tuturnya.

Dengan begitu, menurut Satya Candrasari, S.Sos, M.IKom yang juga pengampu mata kuliah Komunikasi Antara Budaya Kalbis Institute, mahasiswa bangga dengan budayanya sendiri dan menjadikannya sebagai identitasnya di manapun mereka berada.

Kalbis Institute Culture Festival dimulai dengan tampilan pulau-pulau di Indonesia. Pada bagian setiap pulau kemudian tampak sejumlah mahasiswa yang menunjukkan kain dan pakaian khas daerah yang mewakili setiap pulau tersebut. 

Pulau terakhir yang muncul adalah Pulau Bali. Kemunculan Pulau Dewata tersebut menjadi penanda munculnya tari Arsa Wijaya dari Bali yang ditarikan salah seorang Dosen Ilmu Komunikasi Kalbis Institute Agustrijanto, S.H., M.IKom.

Gelaran Budaya tersebut kemudian diisi dengan penampilan dari sejumlah mahasiswa Kalbis Institute yang menyanyikan lagu-lagu daerah seperti Sajojo, Rasa Sayang Sayange dan Ayo Mama. Pada saat lagu tersebut dinyanyikan juga muncul visualisasi dari sejumlah mahasiswa yang menarikan lagu tersebut. 

Selain itu dimeriahkan tarian tradisional dari Unit Kegiatan Mahasiswa yang menarikan Genjring Party dari Jawa Barat. Di samping pentas seni, acara ini juga menampilkan talk show dari dua orang penggiat Budaya. Dr. Ade Turistiati, seorang penulis buku-buku budaya dan Agil yang merupakan traveler. 

Keduanya sepakat bahwa toleransi akan memudahkan seseorang untuk tetap dengan identitas dirinya, namun dapat menerima kebudayaan lain dimanapun dirinya berada. Untuk itu generasi muda diajak membudayakan toleransi melalui  3M yakni, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil dan mulai dari sekarang. 

Festival Budaya yang digelar Kalbis Institute ini juga menggandeng AMIKOM Purwokerto dan juga University Kelantan Malaysia. AMIKOM Purwokerto sendiri juga menyuguhkan lagu Ilir-Ilir yang berasal dari jawa Tengah.

“Lega akhirnya selesai juga. Kami belajar banyak hal dari festival ini, tidak hanya mengimplemntasikan materi-materi di kelas, melainkan koordinasi. Padahal waktu persiapannya hanya sekitar dua bulan,” ujar Koordinator Kalbis Institute Culture Festival Muhammad Farhan.

Seluruh gelaran festival budaya ini ditutup dengan narasi kecintaan tanah air dan Pancasila sebagai dasar negara dari setiap mahasiswa peserta mata kuliah Komunikasi Antar Budaya. Setelah pembawa acara menutup rangkaian acara, kemudian melantunkan Rumah Kita, sebagai bentuk kecintaan akan Indonesia. 

Editor: Ridwan Maulana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini