Waspada FOMO! Gangguan Jiwa Akibat Media Sosial

Waspada FOMO! Gangguan Jiwa Akibat Media Sosial
Waspada FOMO! Gangguan Jiwa Akibat Media Sosial. Foto : Freepik.com

BOGOR, Harnas.id – Bermain media sosial memang terasa asyik, bahkan membuat penggunanya menjadi ketergantungan atau kecanduan pada media sosial.

Pada kasus-kasus tertentu, seseorang bisa sangat takut dan cemas bila tidak terhubung dengan akunnya walau hanya beberapa menit!

Melansir klikdokter.com, Kamis (20/10/2022) dr. Arina Heidyana mengungkapkan kecanduan media sosial dapat berdampak buruk, salah satunya sindrom Fear of Missing Out atau FOMO.

Apa Itu FOMO?

Secara bahasa, arti dari Fear of Missing Out adalah takut ketinggalan. FOMO adalah sebuah perasaan cemas atau takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan berita, tren, atau hype.

Rasa takut ketinggalan ini mengacu pada persepsi bahwa orang lain lebih bersenang-senang dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Akibatnya, kamu bisa memiliki rasa iri yang mendalam, bahkan kepercayaan diri ikut terpengaruh. Penyebab FOMO sering kali didahului dengan melihat media sosial orang lain.

FOMO tidak hanya melibatkan perasaan bahwa orang lain memiliki hal-hal yang lebih baik, tetapi juga perasaan kehilangan akan sesuatu yang dirasa penting.

Perasaan ini dapat berlaku bagi siapa saja. Lalu, bisa membuat kamu selalu merasa tidak berdaya karena merasa telah melewatkan sesuatu yang besar.

Penyebab dan Gejala Gangguan FOMO

Sebenarnya FOMO sudah ada sejak berabad-abad lalu. Namun, ketika media sosial muncul, gangguan ini mulai terlihat dan lebih banyak diteliti.

Memang, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menjadi penyebab FOMO. Media sosial mempercepat fenomena FOMO dalam berbagai cara.

Pasalnya, media sosial menyediakan ruang untuk dapat ‘membandingkan’ kehidupanmu dengan kehidupan orang lain yang terlihat ‘luar biasa’.

Sebagai catatan, membanding-bandingkan kehidupan yang terlihat di media sosial adalah salah satu gejala FOMO. Kamu merasa kehidupan pribadimu lebih buruk dibandingkan kehidupan teman-teman yang terlihat di media sosial.

Media sosial seperti menciptakan platform untuk ‘menyombongkan diri’. Di sana, beragam benda, peristiwa, dan kebahagiaan tampaknya saling bersaing.

Banyak orang yang membandingkan pengalaman mereka yang terbaik dan sempurna. Hal inilah yang mungkin akhirnya membuatmu bertanya-tanya dan berpikir apa yang kurang dari hidupmu

Penelitian menemukan, anak remaja cenderung lebih sering menggunakan media sosial dan akhirnya mengalami FOMO.

Anak perempuan yang mengalami depresi cenderung lebih sering menggunakan media sosial. Sementara itu, pada anak laki-laki, kecemasan adalah penyebab dari seringnya menggunakan media sosial.

Hal ini membuktikan, penggunaan media sosial dapat memicu tingkat stres yang lebih tinggi akibat rasa takut ketinggalan.

Menurut sejumlah penelitian, F0MO juga dapat dialami oleh segala usia. Sebuah penelitian dalam jurnal Psychiatry Research menemukan, FOMO berhubungan dengan penggunaan media sosial. Namun, tidak berkaitan dengan usia atau jenis kelamin.

Dampak Buruk FOMO

Ada sejumlah dampak buruk dari fenomena Fear of Missing Out. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Menimbulkan Obsesi

Memantau media sosial secara terus-menerus, dapat membuat seseorang menjadi terobsesi untuk menciptakan citra dan selalu tampil sempurna di media sosial.

Nah, adanya obsesi ini dapat timbul karena kamu sering melihat isi media sosial orang lain yang dianggap menggambarkan kehidupan yang sempurna.

2. Menurunkan Rasa Percaya Diri

Selain menimbulkan obsesi kehidupan yang sempurna, FOMO juga dapat mengikis rasa percaya diri seseorang.

Isi dan gemerlap dari media sosial dapat membuat individu menjadi minder dan hilang rasa kepercayaan diri karena tidak bisa menyamai isi dari media sosial yang dia lihat.

3. Menyita Waktu

Dampak lainnya berhubungan dengan waktumu. Ya, memantau media sosial secara terus-menerus dapat menyita dan membuang waktu.

Waktu yang dapat kamu gunakan untuk hal-hal lain seperti membaca buku, melakukan hobi, bersosialisasi, dan lainnya menjadi hilang karena perhatian teralihkan untuk media sosial.

4. Menghabiskan Uang

Rasa takut ketinggalan membuat orang yang terkena FOMO berusaha untuk selalu mengikuti tren atau sesuatu yang sedang hype. Tidak jarang tren ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang diperlukan.

Sebagai contoh, kamu ikut hype membeli gawai yang baru saja dirilis. Padahal, gawai yang kamu punya masih bagus.

Hal tersebut terjadi akibat adanya rasa takut akan ketinggalan. Akibatnya, kamu akan menghabiskan uang untuk gawai yang sebenarnya tidak dibutuhkan. (B. Supriyadi)