HARNAS.ID – Pembentukan Forum Sekretaris (Forses) sebagai sarana mempermudah komunikasi dan koordinasi antar-sekretaris di kementerian dan lembaga yang diharapkan dapat mendukung cita-cita reformasi birokrasi diduga telah melenceng.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Islam Syech Yusuf Adib Miftahul mencium indikasi Forses dijadikan tempat untuk jual-beli jabatan. Dugaan itu cenderung mudah dibaca, mengingat Forses memiliki penguasaan dan akses informasi serta birokrasi termasuk soal rencana dan pengajuan seleksi jabatan di setiap kementerian dan lembaga.
Ketua Forses Dwi Wahyu Atmaji yang juga menjabat sebagai Sekretaris Menteri Pendayagunaan dan Aparatus Sipil Negara (Menpan RB) patut diduga kuat memainkan pengaruhnya dalam praktik jual-beli jabatan di kementrian dan lembaga. Bukan mustahi dia punya data lengkap serta akses terhadap seleksi pejabat.
Dalam seleksi jabatan Kepala Arsip Nasional Indonesia (ANRI) yang diikuti oleh tujuh orang, tiga dari Internal ANRI, sementara empat kandidat lain dari eksternal. Adib khawatir, salah satu kandidat yakni Imam Gunarto dengan jabatanya sebagai Sekretaris Utama (ANRI) yang notabene masuk anggota Forses main mata.
“Apalagi, Ketua Forses Dwi Wahyu Atmaji salah satu panitia seleksi jabatan Kepala ANRI. Ini ujian bagi integritas Ketua Forses yang notabene sebagai Sesmenpan sekaligus anggota pansel,” kata Adib dalam keterangan tertulis, Jumat (26/3/2021).
Dia berharap, Menpan RB Tjahjo Kumolo menjaga Forses sebagai satu wadah untuk memastikan komunikasi dan koordinasi antar-kementerian dan lembaga tidak disalahgunakan sebagai ajang jual-beli jabatan.
“Kami dukung Pak Tjahjo untuk terus benahi birokrasi. Dengan kemampuan beliau dan pengalamannya, tentu dapat membaca birokrat yang melakukan manuver politik,” ujarnya.
Editor: Ridwan Maulana