Strategi Baru! Impor Digeser ke Timur Biar Produk Lokal Gak Kalah Saing

Kapal cepat tengah bersandar di Pelabuhan Tanjung Pandan | Istimewa
Kapal cepat tengah bersandar di Pelabuhan Tanjung Pandan | Istimewa

Harnas.id, JAKARTA – Pemerintah lagi serius nih ngejaga pasar dalam negeri biar produk lokal tetep jadi raja di negeri sendiri. Salah satu cara yang lagi digodok adalah mindahin pintu masuk impor ke wilayah Timur. Kata Sekjen Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Eko S. A Cahyanto, strategi ini dijalanin buat ngurangin ketergantungan sama barang luar dan kasih ruang lebih buat produk dalam negeri berkembang.

“Kita lagi dorong nih biar pelabuhan masuk buat barang impor yang jumlahnya gede dipindah. Proses bahasannya masih lanjut terus, ini masuk dalam usulan kita buat program kabinet sekarang,” ujar Eko dalam keterangannya kepada awak media di Kemenperin pada Rabu (5/2/2025).

Jadi gini, selama ini banyak barang impor yang sebenernya udah bisa diproduksi di Indonesia, tapi tetep aja masuk terus ke pasar. Nah, kalau pelabuhan impornya dialihin ke Timur, jalur distribusinya jadi lebih panjang dan biaya logistiknya naik. Artinya, barang impor bakal lebih mahal, jadi produk lokal bisa lebih bersaing.

Salah satu kandidat kuat buat jadi gerbang baru impor adalah Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara. Pelabuhan ini gede dan bisa nampung kapal-kapal raksasa dari China atau India.

“Bayangin aja kalau barang-barang itu turun di Bitung, terus diangkut kapal kecil buat dikirim ke Jawa, Bali, atau Kalimantan. Prosesnya jadi lebih panjang, otomatis biaya naik,” lanjut Eko.

Walaupun biaya impor bakal naik, tapi ini bisa jadi angin segar buat daerah Timur. Soalnya, bakal butuh banyak tenaga kerja buat bongkar muat barang, yang artinya makin banyak lapangan kerja terbuka! Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung juga bisa makin berkembang, apalagi kalau infrastruktur kayak tol Bitung-Manado makin diperkuat.

Nggak cuma itu, kebijakan ini juga bikin industri pelayaran dalam negeri makin cuan! Dengan aturan cabotage, kapal yang beroperasi di perairan Indonesia harus berbendera Indonesia, jadi industri perkapalan lokal bisa ikutan berkembang.

“Kapal-kapal kita nanti bisa naik kelas tiap tahun, industri galangan kapal juga bakal tumbuh,” tambah Eko.

Salah satu masalah yang selama ini ada di wilayah Timur adalah kapal-kapal yang dateng bawa barang impor, tapi pas balik malah kosong. Dengan kebijakan baru ini, kapal bisa sekalian bawa produk lokal buat dikirim ke Pulau Jawa atau daerah lain, biar biaya logistik lebih efisien.

“Jadi nggak cuma kirim barang ke Timur, tapi kapal-kapal juga bisa bawa balik produk dari Timur ke Barat. Dampaknya? Biaya logistik buat produk kita lebih murah dan nggak kalah saing sama barang impor,” tutup Eko.

Jadi, kebijakan ini bukan cuma soal ngurangin barang impor, tapi juga ngebangun ekosistem ekonomi baru di Indonesia Timur. Gimana menurut Anda? Setuju nggak kalau impor digeser ke Timur?

Editor: IJS