Bakti Kominfo dan Komisi 1 DPR RI Gelar Seminar Demi Sukseskan Jaringan Internet

Harnas.id – BAKTI KOMINFO bekerjasama dengan KOMISI 1 DPR RI mengadakan acara webinar Seminar merajut nusantara, kali ini acara yang diadakan di studio atlantis edutech menghadirkan tiga narasumber yaitu, Anggota komisi 1 DPR RI, Rizky Natakusumah, Yuliandre Darwis sebagai Ketua Dewan Pakar ISKI dan Aidil Wicaksono selaku Managing Director Kaizen Room.

Acara yang bertemakan “peranan millenial mendorong pemerintah untuk mensukseskan jaringan internet” diadakan Rabu 29/03/2023, di ikuti oleh berbagai komunitas muda wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang Banten.

Dalam acara tersebut,  Rizki Natakusumah menyampaikan, bahwa acara tersebut digelar dalam rangka silaturahmi dan mendengar aspirasi dari anak- anak muda, terkhusus wilayah Lebak dan Pandeglang Banten.

Sebagai salah satu anggota  DPR RI perwakilan  Banten, Rizki mengaku memiliki kewajiban untuk mendengarkan isu-isu yang disuarakan anak- anak muda di  Banten. Menurut dia, sebagai wakil rakyat perwakilan  Banten dirinya bisa menjembatani aspirasi masyarakat.

Untuk bisa mencari titik temu agar bisa menciptakan Provinsi  Banten yang modern dan progresif.

“Alasan kenapa provinsi  Banten didirikan, itu adalah adanya ketimpangan antara  Banten Selatan khususnya di Pandeglang dan Lebak,” katanya.

Disampaikan Rizki, sebagai wakil rakyat, dirinya butuh mendengarkan masukan-masukan dari para generasi muda di  Banten.

Untuk bisa menemukan titik temu dari persoalan-persoalan yang terjadi di wilayah  Banten, terkhusus terkait akses internet yang kian dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Keberadaan jaringan fiber optik Indonesia harus menjadi perhatian bersama. Apalagi, pengembangan potensi menjadi penghubung jaringan global memerlukan kolaborasi dan dukungan semua pihak, termasuk penyelenggara operator seluler agar trafik dan utilisasi backbone fiber optik Indonesia dapat berfungsi dengan baik. Demikian pula dari selatan ke utara, kalau kita lihat petanya baik yang terhubungkan lewat jalur lautan Hindia dihubungkan ke Singapura, atau melalui Guam (wilayah di bagian Barat Samudera Pasifik) dihubungkan ke Tokyo ataukah melalui Indonesia.Menkominfo berharap setiap pemangku kepentingan terus meningkatkan kolaborasi dan mendukung kepentingan nasional dengan menerapkan tata kelola dengan baik” tukasnya.

Sementara itu, Yuliandre Darwis sebagai Ketua Dewan Pakar ISKI turut mengamini apa yang disampaikan oleh Anggota komisi 1 DPR RI dapil Lebak Pandeglang ini. Ia menyatakan bahwa Semakin banyak masyarakat bisa mengakses internet cepat, semakin bagus untuk percepatan ekonomi digital. Indonesia mempunyai potensi ekonomi digital yang sangat besar seiring dengan pertumbuhan pengguna internet dari tahun ke tahun.

Kini jumlahnya sudah lebih dari 200 juta orang. Jumlah pengguna yang sangat besar tersebut, harus didukung dengan internet yang berkualitas. Dengan begitu, masyarakat bisa memanfaatkan internet sebagai bisnis dan pada akhirnya meningkatkan perekonomian digital Indonesia. Dengan begitu juga kita bisa bersaing secara global.

“Segala aktivitas bisnis baik di kota besar maupun kecil membutuhkan internet untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Bisnis sekelas warung kopi pun akan laris jika turut menyediakan WiFi gratis. Pun demikian, koneksi jaringan internet tak selalu mulus. Koneksi internet yang buruk bisa merusak reputasi bisnis. Contohnya lagi pengusaha restoran atau kafe, kecepatan dan kestabilan internet bisa sangat memengaruhi persepsi konsumen secara langsung. Hal ini terkait dengan beberapa temuan riset ilmiah. Data i-ras.co.uk mencatat, 57% pengguna akan meninggalkan sebuah halaman situs jika mereka tidak bisa membukanya dalam 3 detik. Keterlambatan 3 detik pun akan menyebabkan penurunan potensi loyalitas sebanyak 7%. Jadi, meskipun perusahaan kita punya layanan komputasi awan yang andal, tanpa adanya internet yang mumpuni, produktivitas tetap tidak akan maksimal”,terangnya.

Sebagai narasumber terakhir, Aidil Wicaksono selaku Managing Director Kaizen Room memaparkan Ada 6 program yang harus dilaksanakan oleh BAKTI, yakni pembangunan BTS, penyediaan satelit multifungsi, membangun ekosistem digital, penyiaran, Palapa Ring, dan penyediaan akses internet.

kondisi pandemi Covid-19 saat ini secara tidak langsung memberi hikmah tersendiri di sektor telekomunikasi. Yang pertama, momentum pandemi menjadi bukti keseriusan pemerintah atas tuntutan masyarakat terhadap pemerataan jaringan telekomunikasi dengan beberapa langkah percepatan transformasi digital. Dan, yang kedua, kita mengalami tantangan terberat di adopsi teknologi.

“Kita secara tidak langsung dipaksa untuk memahami dan dapat menggunakan teknologi agar tidak semakin tertinggal, khususnya masyarakat di daerah 3T. Kehadiran internet di daerah 3T bagai pedang bermata dua bagi masyarakat, bisa berdampak positif maupun negatif. BAKTI memiliki tanggung jawab moril untuk memberi edukasi ke masyarakat agar bijak dalam memanfaatkan teknologi.” Katanya.

Sebagai penutup dari ketiga narasumber disepakati bahwa Banyak tantangan yang dihadapi para penyedia jaringan selain kendala geografis. Tingkat keamanan di lokasi, transportasi, dan minimnya pasokan listrik turut menjadi kendala. Cara untuk menjangkau lokasi sangat menantang, hal ini menyebabkan biaya menjadi jauh lebih mahal dibandingkan membangun BTS di daerah non 3T.

Guna menyikapi kendala lapangan, BAKTI Kominfo selalu mengadakan pendekatan dengan pemda setempat dan aparat keamanan, agar proyek berjalan dengan mulus. Program ini dirasakan mendapat kemudahan karena aspek penyediaan lahan umumnya disediakan oleh pemda. Dengan begitu BAKTI Kominfo bisa berkonsentrasi pada aspek pembangunan fisiknya.