HARNAS.ID – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian pemerintah daerah (pemda) dan pihak terkait mengantisipasi potensi penularan virus corona baru (COVID-19) pada cuti bersama yang ditetapkan pemerintah terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 29 Oktober 2020.
” Ada 3 hari cuti, baik cuti peringatan (Maulid Nabi Muhammad SAW) maupun cuti bersama. Sesuai ketentuan, hari Rabu, Kamis, dan Jumat pada tanggal 28, 29 dan 30 Oktober. Ini artinya bisa terdapat hari-hari kejepit, mulai Senin Selasa itu bisa hari kejepit. Kemudian hari Jumat karena libur juga bisa berlanjut ke hari Sabtu dan Minggu, sehingga terjadi libur panjang, ” kata Tito usai Rapat Terbatas mengenai Antisipasi Penyebaran COVID-19 Saat Libur Panjang yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Sesuai Keputusan Presiden RI No 17 Tahun 2020 tentang Cuti Bersama Pegawai Aparatur Sipil Negara Tahun 2020, antara lain menetapkan tanggal Rabu (28/10/2020) dan Jumat (30/10/2020) sebagai cuti bersama Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada Kamis (29/10/2020) dan merupakan hari libur nasional. Oleh karena jika ditambah Sabtu (31/10/2020) dan Minggu (1/11/2020), ada lima hari libur pada pekan depan.
Menurut Tito, masyarakat kerap melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman atau mengunjungi tempat rekreasi. Ia menilai, pergerakan masyarakat seperti ini bisa menimbulkan penularan COVID-19. “Ini perlu kita waspadai bersama agar liburan ini tidak menjadi media penularan, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan bersama,” ujarnya.
Hal itu di antaranya, kata Tito mengungkapkan, masyarakat yang di daerah berstatus zona merah COVID-19 sebaiknya mengisi waktu libur di tempatnya masing-masing. “Kalau memang bisa tidak pulang atau tidak berlibur, lebih baik lakukan kegiatan beres-beres rumah atau menikmati liburan bersama keluarga di kediaman masing-masing,” ujarnya.
Namun, kata Tito melanjutkan, apabila memang akan keluar kota, setiap warga sudah meyakini terbebas dari COVID-19 melalui tes secara medis.
“Jangan sampai menjadi penular bagi saudara-saudara kita, orang tua kita dan lain-lain yang ada di daerah., ” kata Mendagri.
Selanjutnya, setiap daerah hendaknya menjaga betul mekanisme pertahanan daerah masing-masing.
“Misalnya kampung sehat dan kelurahan sehat. Warga- warga yang datang dari luar diyakinkan sudah melaksanakan tes. Sehingga ketika berinteraksi dengan warganya di daerah itu mereka tidak menjadi penular.”
Editor: Aria Triyudha