Bulukumba, Pesona Empat Dimensi

Pantai Bulukumba | harnas.id

HARNAS.ID – Di daerah ini, empat dimensi alam bertumpuk dengan megah. Sementara kekayaan dan keunikan budayanya punya magnet tersendiri. Belum lagi kepiawaian masyarakatnya dalam membuat perahu Pinisi yang telah mendunia.

Mungkin kita pernah mendengar pantai Bira dengan bentangan pasir putihnya, di mana matahari terbit dan terbenam bisa direguk sepuas-puasnyapada satu kawasan yang sama. Mungkin kita pernah mendengar tentang kapal layar Pinisi yang mendunia itu. Berlayar ke Vancouver, Kanada.

Mungkin pula kita pernah mendengar Suku Kajang dan kawasan adat Ammatowa di Tana Toa, di mana penduduknya berpakaian hitam-hitam, hidup sederhana dengan hukum adat menjaga hutan mereka.

Pertanyaannya, di mana ketiganya berada? Pantai Bira adalah semenanjung di ujung tenggara Sulawesi Selatan, tepatnya di kecamatan Bonto Bahari, kabupaten Bulukumba. Kapal-kapal kayu pinisi dalam berbagai ukuran dibangun di Tana Beru, juga di kecamatan Bonto Bahari, Bulukumba. Sementara kawasan adat Ammatowa terletak di desa Tana Toa, kecamatan Kajang, Bulukumba.

Ya, akhirnya mata kita terbelalak, jawaban atas ketiga pertanyaan dari bermuara pada satu kata: Bulukumba. Kabupaten seluas 1.154,67 km persegi ini terletak di bagian tenggara Sulawesi Selatan, penduduknya 394.757 pada tahun 2010, yang menghuni 10 kecamatan. Secara geografis, wilayah ini berada dalam empat dimensi yakni dataran tinggi –karena berada di kaki gunung Bawakaraeng-Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas.

Konon, nama “Bulukumba” berasal dari dua kata dalam bahasa Bugis, yakni “Bulu’ku” dan “Mupa”. Kalau mau diterjemahkan, kira-kira artinya “tetap gunung milik saya”.

Bagi kami yang kerap melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang memiliki potensi wisata, potensi wisata di Bulukumba bisa kami golongkan luar biasa. Kawasan ini punya alam yang sangat indah. Sederet pantai berpasir putih, hutan-hutan pantai yang kaya flora dan satwa, lalu perairan yang dipenuhi berbagai terumbu karang serta ikan-ikan hias yang indah, surga kecil bagi para pencinta olahraga selam.

Sementara, pada kawasan yang agak tinggi terdapat pemandian alam. Maklum, Bulukumba juga salah satu kawasan di kaki Gunung Bawakaraeng-Lompobattang. Di luar itu, perkebunan-perkebunan karet yang sudah berusia puluhan tahun juga dijadikan wisata agro. Belum usai, karena Bulukumba juga terkenal punya harta karun budaya, salah satunya Suku Kajang, khusunya kawasan adat Ammatowa yang unik di desa Tana Toa.

Sedang di panggung internasional, label perahu Pinisi yang mendunia mengundang rasa penasaran orang, bagaimanakah kapal-kapal kayu yang luar biasa itu dibuat di Tana Beru? Sekali lagi, bagi kami, hal-hal tersebut sebenarnya magnet bagi wisatawan untuk mengunjungi Bulukumba.

“Untuk menarik wisatawan datang ke Bulukumba memang ada Tanjung Bira. Itu tidak bisa dipungkiri. Juga wisata-wisata bahari lainnya. Tapi kita tentu tidak berhenti sampai di situ, makanya kita juga kembangkan objek-objek wisata lainnya seperti di mandala Ria dan Samboang. Kemudian ada yang penting sebagai bagian dari khazanah kebudayaan kami, sseperti suku kajang, khususnya kawasan adat Ammatoa di Tana Toa,” urai H Zainuddin Hasan, MBA, Bupati Bulukumba.

Zainuddin kemudian menegaskan komitmennya akan pariwisata di Bulukumba, “Saya tekankan bahwa Bulukumba adalah tempat yang menyenangkan untuk wisata bahari, baik bagi wisatawan domestik maupun internasional. Berkenaan dengan itu, saya garisbawahi bahwa Bulukumba adalah wilayah yang aman. Itu saya jamin. Karena dengan terjaminnya keamanan, mobilitas pengunjung juga akan bertambah, kita akan bisa lihat peningkatan trafiknya.”

Berkaitan dengan dukungan fasilitas dan infrastruktur, Zainuddin menjelaskan, “Ke depannya saya ingin salah satu sumber pendapatan kami adalah dari sektor pariwisata. Karena sumber alam kan lama–kelamaan akan habis. Tetapi pariwisata tidak, tidak ada habisnya, sejauh kita bisa menjaga dan mengembangkan daya tariknya berikut sistem serta prasarana pendukungnya. Kita akan kembangkan transportasi yang lebih baik, mungkin pelabuhan udara di sini. Hotel dan resort juga akan terus dibenahi.”

“Secara berbarengan, daya tarik budaya juga dikembangkan, tari-tarian seperti tari Salonre umpamanya. Itu semua perlu kita angkat. Sesungguhnya, potensi budaya Bulukumba ini juga sangat kaya dan luar biasa,” tutupnya.

Editor: A Gener Wakulu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini