Pengamat sosial budaya, sekaligus dosen sastra Inggris FISIB Universitas Pakuan, yang juga Ketua HISKI Komisariat Bogor Dr Agnes Setyowati H (kedua kiri) dan desain grafis Arya Pandu Prakasa (kiri), berfoto bersama dengan peserta pelatihan bertajuk “Mentoring Pengembangan Media” di Jakarta, Jumat (27/11/2020). Pelatihan ini digagas Dinkes DKI Jakarta selama tiga hari, sejak Rabu (25/11/2020). HARNAS.ID | BARRI FATHAILAH

HARNAS.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mendorong promotor kesehatan (promkes) di Ibu Kota Jakarta, optimal menyosialisasikan perilaku new normal (normal baru) lewat penggunaan media, dengan mengedepankan pendekatan sosial budaya. Langkah ini sebagai upaya pencegahan, sekaligus memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Hal itu diimplementasikan melalui pelatihan pengembangan media yang digagas Dinkes DKI Jakarta selama tiga hari sejak Rabu (25/11/2020)-Jumat (27/11/2020). Peserta yang terdiri atas promkes tingkat Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) dan Dinkes DKI Jakarta itu mengikuti pelatihan daring maupun hadir langsung di Kantor Dinkes DKI Jakarta.

“Tujuan acara ini untuk meningkatkan literasi media, sekaligus mengatur rencana strategis untuk mendukung perubahan perilaku (adaptasi) kebiasaan baru melalui pendekatan sosial budaya,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes DKI Jakarta dr Fifi Mulyani MARS.

Pembicara yang dihadirkan dinilai figur berkompeten yang bisa beri pemahaman maksimal kepada peserta. Mereka yakni Dr Agnes Setyowati H (pengamat sosial budaya, sekaligus dosen sastra Inggris FISIB Universitas Pakuan serta Ketua HISKI Komisariat Bogor), Arya Pandu Prakasa (desain grafis), dan Barri Fathailah (pewarta foto HARNAS.ID).

“Aspek media dan pendekatan sosial budaya, dua hal krusial yang harus digencarkan para promotor kesehatan dalam mengedukasi masyarakat terkait pencegahan COVID-19. Ini, merupakan stategi yang perlu dipertimbangkan, mengingat karakteristik masyarakat di Indonesia multikultural,” ujarnya.

Kepala Seksi Gizi Promkes dan PPSM Drg Reyta Kartika berpendapat, sinergi antara wacana medis dan pendekatan sosial budaya secara persuasif, efektif meminimalisasi penyebaran COVID-19, khususnya di DKI. Berlangsung tiga hari, pelatihan ini atraktif lantaran pembicara komprehensif paparkan materi. Peserta pun antusias.

Editor: Aria Triyudha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini