Harnas.id, Mempawah – Manajemen PLN UID Kalimantan Barat lakukan site visit ke Pelabuhan Internasional Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, pada Selasa 8 Oktober 2024 lalu.
Site Visit ini dilakukan langsung oleh General Manager serta Jajaran Manajemen PLN UID Kalimantan Barat. Tujuan kunjungan ke Pelabuhan Internasional Kijing ini untuk membahas perkembangan pelabuhan dan pengembangan kawasan industri di sekitarnya.
Pelabuhan Internasional Kijing merupakan salah satu dari 7 pelabuhan utama di indonesia yang akan menjadi kawasan industri dan kawasan ekonomi terintegrasi, pelabuhan Kijing telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada bulan Agustus tahun 2022 dan diharapkan menjadi hub utama untuk komoditas minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, serta berbagai kargo lainnya.
Manajer Kawasan Terminal Kijing Pelindo Regional 2 Pontianak, Helmi Muhammad Yusuf menerima dengan baik kunjungan tersebut dan menekankan pentingnya kerja sama sinergi antara BUMN untuk mencapai kemajuan bersama.
”Dengan dukungan infrastruktur kelistrikan dari PLN dan pengembangan kawasan industri oleh Pelindo, diharapkan Pelabuhan Kijing dapat menjadi pusat distribusi yang efisien dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat,” ungkap Helmi.
Manager PLN UP3 Mempawah, Piter Vence Pelealu yang turut serta menyampaikan bahwa PLN akan selalu berkomitmen meningkatkan layanan dan mendukung perkembangan perekonomian serta berkontribusi dalam pembangunan khususnya untuk Pelabuhan Internasional Kijing.
”Pelabuhan Internasional Kijing termasuk Pelanggan Besar dengan daya 2,7 MW dan secara bertahap akan terus meningkat sampai dengan daya 6,9 MW. Apalagi nantinya di Tahun 2026 peti kemas akan masuk ke Pelindo Pelabuhan Kijing Mempawah,” jelas Piter.
General Manager PLN UID Kalimantan Barat, Joice Lanny Wantania mengatakan bahwa PLN siap mendukung infrastruktur kelistrikan di pelabuhan dan industri yang akan masuk ke kawasan pelabuhan.
”Pengembangan kawasan industri di sekitar Pelabuhan Internasional Kijing juga menjadi fokus utama Pemerintah dan BUMN. Kawasan Pendukung Terminal Kijing telah berkembang dengan adanya pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dan rencana pembangunan Integrated Refinery Complex oleh beberapa perusahaan diantaranya Apical, Pacific Bio Industry dan Ria Pasifik Nabati,” jelas Joice.
Ia menambahkan, hal ini diharapkan dapat menciptakan efek domino pertumbuhan industri di kawasan tersebut dan mendukung program hilirisasi komoditas seperti minyak kelapa sawit dan bauksit/alumina.
”Saat ini kondisi kelistrikan di Kalimantan Barat cukup kondusif terutama di Sistem Kelistrikan Khatulistiwa, sehingga mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, terutama untuk sektor industri dan bisnis,” tutup Joice. (*)
Editor : Edwin S